Selasa, 15 Juni 2010

daun besar dan arti sebuah pengorbanan

menggenggam kaleng beer saat raga melawan perintah otak untuk mengutarakan sesuatu,
aku lelah menahan beban tiang yang kau jatuh kan tepat di kesabaran ku,
dan aku lelah dengan tawaran kau akan palsu alat ucap mu,

ku hentakan kaleng beer ini dan soda menyelimuti kulitku,
aku tersenyum sambil merasa keringat yang sia sia aku tuangkan ke waktu mu,
tuhan, kau alat tak terlihat yang membuatku muak akan semua utusan, tindakan, dan peraturan yang kau tanam dalam setiap insan yang lahir di tempat suci yang sebenarnya berjuta kotoran menempati ruang itu,

hey angin yang menggetarkan semua bulu tangan ku,
penuhi permintaan ku untuk sekali saja melewati tanpa menyentuh ku,

terbitan bahkan judul hidup ku atas kemunafikan sosial ku, aku bersumpah, bahwa aku akan terus berpikir kebeneran tentang ku akan sebuah keberadaan,

tolong berkati aku tuhan, tolong kau utus sepetik daun besar untuk membawaku ke tempat yang jauh,
aku tak sanggup jika hanya melewati dan hanya melewati jembatan itu,
berilah ruang untuk ku tuhan, biarkanlah aku mengoreksi karat jembatan itu,
dan ijinkan aku untuk tidur bermalam di tempat yang aku inginkan itu,
aku tau dia ciptaan mu, tapi aku lah yang berusaha membangun semua itu.

1 komentar: